adam malik

Adam Malik lahir pada tanggal 22 Juli 1917 di Kampung Kelling, Pematang Siantar, Sumatera Utara. Sejak muda ia sudah aktif bergelut dalam bidang organisasi politik nasional. Ia pernah mendirikan cabang Partai Indonesia (Partindo) di Medan bersama beberapa temannya, yang kemudian ia dipilih sebagai  ketuanya. Pada tahun 1934 ia pindah ke Jakarta melanjutkan kegiatan politiknya ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Akibat dari kegiatan politiknya itu, Belanda menangkap dan memenjarakannya di Nusa Kambangan, kemudian pada pada masa pendudukan Jepang ia kemudian kembali dibebaskan. Selain aktif dibidang politik, ia juga aktif menggeluti dunia jurnalistik. Pada tahun 1937 ia mendirikan kantor berita yang bernama Antara, bersama beberapa temannya Pandu Karta Wiguna, Albert Manumpak Sipahutar dan Mr. Sumanang.

Pada masa pendudukan Jepang, Adam Malik mulai memperlihatkan ketidaksenangannya terhadap Jepang, ia kemudian bergabung dengan kelompok pemuda yang anti pada pendudukan Jepang. Ia bersama teman-temannya yang anti-Jepang mendesak Ir. Sukarno dan Dr. Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa harus menunggu izin dari Jepang. Ia dan teman-temannya kemudian membawa Ir. Sukarno dan Dr. Mohammad Hatta ke Rengas Dengklok, Jawa Barat.

Setelah Indonesia merdeka ia kemudian diangkat sebagai Ketua II Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan juga menjadi anggota Badan Persatuan Perjuangan di Yogyakarta. Pada tahun 1946, Adam malik mendirikan Partai rakyat dan pada tahun 1948-1956, ia bergabung dengan Partai Murba. Adam malik pernah ditunjuk sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Uni Sovyet dan Polandia. Pada tahun 1962, ia menjadi ketua Delegasi Republik Indonesia untuk perundingan antara Indonesia dan Belanda dalam rangka penyelesaian sengketa wilayah Irian Barat di Amerika Serikat. Perundingan tersebut akhirnya mengakhiri penjajahan Belanda di Irian barat dengan lahirnya New York Agreement pada Agustus 1962.

Adam Malik tiga kali diangkat sebagai Menteri Luar Negeri karena kepiawaiannya dalam menguasai seluk beluk politik luar negeri. Ia juga berhasil memulihkan keanggotaan Republik Indonesia (RI) dalam PBB dan berhasil mengakiri konfrontasi dengan Negara Malaysia. Adam Malik juga tercatat sebagai salah seorang yang memakrasai berdirinya ASEAN (Association South East Asia Natios) yang dideklarasikan pada tanggal 8 Agustus 1987. Pada tahun 1971, ia kemudian terpilih sebagai ketua umum Perserikatan bangsa Bangsa (PBB).

Pada tahun 1978, Adam Malik diangkat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) mendampingi Presiden Suharto. Sebelum diangkat menjadi Wakil Presiden, ia sebelumnya menjabat sebagai ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) selama satu tahun. Adam Malik memangku jabatan wakil presiden hingga tahun 1983, kemudian pada tanggal 5 September 1984 ia meninggal dunia di Bandung  dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.