sisinga

Si Singa Mangaraja XII lahir di Bakkara, Tapanuli. Sebelum naik Tahta ia bernama Patuan Bosar Ompu Pulo Batu. Setelah perang Paderi dan Berkobarnya perang Aceh, Belanda mulai memasuki daerah Tapanuli dan menduduki beberapa wilayah di sana. Belanda masuk ke Tapanuli dengan berlindung dalam kegiatan penyebaran agama Kristen, atau kegiatan Zending. Tetapi dalam kegiatan itu Si Singa Mangaraja XII mulai melihat adanya maksud lain oleh Belanda untuk menanamkan kekuasaannya disana.

Si Singa Mangaraja XII mulai memimpin perlawanan terhadap Belanda dan pada Pebruari 1878 pasukannya mulai menyerang pos-pos Belanda di Tarutung, Balige dan Bakkara. Dalam peperangan itu Si Singa Mangaraja XII sebagai raja Batak menjalin kerja sama dengan beberapa panglima Aceh dan Sumatera Barat. Karena beberapa kendala dan kekurangan senjata, pertempuran Bakkara kemudian ditinggalkan dan dilanjutkan ke tempat lain. Pada tahun 1884 pasukan Si Singa Mangaraja XII berhasil mengalahkan pasukan Belanda di Tangga Batu dalam sebuah pertempuran hebat.

Setelah meninggalkan Bakkara, Si Singa Mangaraja XII kemudian memindahkan pasukannya ke markas Lindong, kemudian tahun 1889 markas itu berhasil diserang Belanda, namun tidak dapat menangkap Si Singa Mangaraja XII. Setelah mengalami banyak kekalahan, Belanda kemudian melakukan banyak upaya untuk membunuh Si Singa Mangaraja XII. Belanda menyediakan 2.000 gulden uang untuk menangkap Si Singa Mangaraja XII hidup atau mati, tetapi upaya itu tidak berhasil.

Si Singa Mangaraja XII dan pasukannya yang berhasil meloloskan diri kemudian melanjutkan perlawanan ke daerah Sidikalang dan Dairi. Karena tidak berhasil menangkap Si Singa Mangaraja XII dan memadamkan semangat perjuangan, Belanda pun mulai melakukan pengepungan-pengepungan yang ketat sejak tahun 1904 tetapi Si Singa Mangaraja XII tetap saja bisa meloloskan diri. Pada tahun 1907, Belanda mengetahui tempat persembunyian Si Singa Mangaraja XII di hutan di daerah Simsim. Belanda mengepung daerah itu dan meminta Si Singa Mangaraja XII untuk menyerah, tetapi ia menolaknya dan memilih melakukan perlawanan. Pertempuran kemudian pecah dan dalam pertempuran itu akhirnya Si Singa Mangaraja XII gugur pada 17 Juni 1907 tertembak oleh Pasukan Belanda.