Dosen Cerdas
Bogor terkenal sebagai kota angkot
(angkutan kota). Angkot di Bogor jumlahnya mencapai ribuan. Angkot digunakan
sebagai kendaraan oleh sebagian besar mahasiswa di Bogor yang jumlahnya juga
ribuan, bahkan mungkin puluhan ribu.
Nah, suatu ketika tersebutlah empat
mahasiswa salah satu kampus di Bogor terlambat datang untuk ikut ujian akhir.
Mereka kesiangan gara-gara malam harinya menonton semifinal Liga
Champion. Celakanya, dosen mata kuliah yang diujikan hari itu terkenal
cerdas tapi “killer”.
Agar mereka bisa ikut ujian susulan maka
empat mahasiswa ini kompak mengarang cerita.
Mahasiswa 1, “Maaf pak, saya kesiangan karena angkotnya mogok.”
Mahasiswa 2, “Benar pak, angkotnya pecah ban.”
Mahasiswa 3, “Karena kami kasihan akhirnya kami menolong sopir angkot itu,
pak.”
Mahasiswa 4, “Sebagai mahasiswa kami punya kewajiban menolong rakyat yang
sedang kesusahan, pak.”
Dosen yang terkenal cerdas itupun
menyetujui ujian susulan. Keempat mahasiswa tersebut masing-masing diminta
untuk masuk ke ruangan yang berbeda. Hanya ada dua pertanyaan yang diajukan
kepada mereka. Melihat jumlah pertanyaan itu mereka sangat senang. “Ternyata
ujian susulan itu lebih mudah,” batin para mahasiswa
Pada pengantar soal itu ada kalimat
berbunyi, “Apabila semua jawaban Anda sama dengan teman Anda di ruangan lain,
maka semua akan mendapat nilai A dan bila ada satu yang berbeda Anda dinyatakan
tidak lulus.”
Pertanyaan pertama, “Siapa presiden
pertama RI?” Dengan tersenyum mereka menulis, “Soekarno.” Begitu pertanyaan
kedua mereka gelisah dan keringat bercucuran karena bunyi pertanyaannya,
“Ban angkot sebelah mana yang tadi pecah?”